Proses penuaan dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal yang wajar akan dialami semua orang yang dikaruniai umur panjang, hanya lambat cepatnya proses tersebut bergantung pada masing-masing individu. Secara individu, pada usia di atas 60 tahun tejadi proses penuaan secara ilmiah. Hal ini akan menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi dan psikologis. Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Contantinides, 1994 yang dikutip oleh Wahjudi Nugroho, 2000).
Seorang wanita diwaktu hidupnya pasti melalui berbagai kehidupan antara lain bayi, balita, masa kanak-kanak, masa pubertas, masa reproduksi, dan klimakterium sampai dengan menopause, serta senium. Kronologi kehidupan wanita merupakan moment yang sangat penting dalam kehidupan wanita karena terjadi hanya sekali dalam kehidupan, terjadi perubahan-perubahan pesan didalamnya dan yang terutama adalah sangat mempengaruhi fisik dan psikologis dari wanita tersebut. Terutama disini perubahan fisik dan psikologis yang terjadi pada masa menopause (Anonim, 2007).
Menopause merupakan peristiwa berhentinya siklus menstruasi yang akan dialami oleh setiap wanita (biasanya diatas usia 40 tahun) yang merupakan akhir proses biologis dari siklus menstruasi wanita. Sama halnya saat awal menstruasi, menopause merupakan peristiwa alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita sdalam fase hidupnya. Hal tersebut terjadi karena semakin tambah usia, reproduksi hormon estrogen yang dihasilkan oleh indung telur (ovarium) mulai berkembang, sehingga perlahan-lahan haid akan berhenti (Anonim, 2007).
Perkiraan kasar menunjukkan akan terdapat 30-40 juta kaum Wanita Usia Lanjut (wulan) dari seluruh jumlah penduduk Indonesia. sebesar 240-250 juta pada tahun 2010. Dalam kategori wanita, lanjut usia tersebut (usia lebih 60 tahun), telah mengalami menopause dengan segala akibat serta dampak yang menyertainya. Diperoleh data bahwa 75% wanita yang mengalami menopause akan merasakan sebagai masalah atau gangguan, sedangkan sekitar 25% tidak memasalahkannya. Perlu disiapkan terutama dalam menjaga kesehatan pada umumnya, dan khususnya dalam penyakit kandungan.
Berdasarkan data, wanita Indonesia yang memasuki masa menopause saat ini sebanyak 7,4 % dari populasi. Jumlah tersebut di perkirakan meningkat menjadi 11% pada tahun 2005. Kemudian, naik lagi sebesar 14% atau sekitar 30 juta orang pada tahun 2015. (Anonim, 2007).
Menurut Fajar, pada tahun 2006 tidak ada angka pasti wanita menopause di Indonesia, tetapi diperkirakan 10% dari jumlah wanita sudah memasuki masa menopause. Untuk Jawa Tengah, jumlah penduduknya mencapai 35 juta. Dari jumlah itu, sekitar 60% adalah perempuan. Artinya jumlah wanita menopause di jawa tengah sekitar 1,5 juta orang (Anonim, 2006).
Sebagian ahli kesehatan berpendapat bahwa menopause merupakan peristiwa biasa yang tidak memerlukan pengobatan, hanya memerlukan pengertian dari kelompok dan lingkungan dirinya. Tetapi banyak juga yang berpendapat bahwa proses ini sebagai suatu kelainan sehingga memerlukan pengobatan yang khusus. Kira-kira 50-60% wanita dapat melewati masa menopause dengan tenang, hampir tanpa tanda-tanda gangguan fisik maupun emosional (Manuaba, 2000).
Pada umumnya, pandangan dan penilaian wanita tentang menopause banyak dipengaruhi mitos atau keyakinan yang belum tentu benar, pada individu masyarakat tentang menopause. Kebanyakan mitos atau kepercayaan yang berkembang dalam masyarakat tentang menopause, begitu diyakini sehingga menggiring wanita untuk mengalami perasaan-perasaan negatif saat mengalami menopause. Perasaan negatif yang menyertai adalah tidak cantik lagi, tidak berharga, tidak dibutuhkan. Dan wanita yang mengalami menopause otomatis berpredikat menjadi tua atau waktunya lewat, kehilangan daya tarik seksualnya dan menurun aktivitas seksualnya, dan mitos lainnya yaitu bahwa periode menopause sama dengan periode goncangan jiwa, yaitu munculnya gejala rasa takut, tegang, sedih, lekas marah, mudah tersinggung, gugup, stres dan depresi (Anonim, 2007).
Pemerintah turut memperhatikan kesehatan reproduksi khususnya problematika pada wanita menopause. Hal ini dengan didirikannya, Perkumpulan Penyantun Kesejahteraan Wanita (PPKW) pada tangal 24-25 Januari 1986 yang bertujuan membentuk wadah kegiatan klinis maupun sosial yang secara terus menerus mengelola masalah menopause dan untuk mempertahankan kualitas hidup wanita menopause di Indonesia (Tina, 1999).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar