Cari Blog Ini

Minggu, 23 Januari 2011

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG SINDROM PREMENOPAUSE

Peningkatan jumlah penduduk menopause akan membawa dampak terhadap sosial ekonomi baik dalam keluarga, masyarakat, maupun dalam pemerintah. Implikasi ekonomis yang penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan dalam rasio ketergantungan usia lanjut (old age ratio dependency). Setiap penduduk usia produktif akan menanggung semakin banyak penduduk usia lanjut  (Wirakartakusuma dan Anwar 2000).
Wanita pada usia 40-49 umumnya mengalami sindrom premenopause, seperti gangguan sirkulasi bulanan yang disertai kondisi tubuh berkeringat, menjadi pelupa, tidak mudah memusatkan perhatian, kecemasan, mudah marah, dan depresi.  Umumnya wanita akan kembali memperoleh kestabilan emosinva setelah mendapat informasi yang baik tentang menopause, dan dapat menyesuaikan diri.  Sindrom premenopause bukan hanya disebabkan oleh ketidakseimbangan hormonal dan perubahan estrogen, tetapi juga dikaitkan dengan diet, gaya hidup, dan faktor keturunan (Kasdu, 2002).
Penelitian yang dilakukan di Belanda menunjukan bahwa wanita umur 42-62 tahun sebanyak 17% mengeluhkan hot flushing, dan 40% mengeluh bahwa siklus haidnya tidak teratur. Keadaan ini meningkat sampai 60% pada waktu 1-2 tahun menjelang menopause (Yatim 2001).
Perkiraan kasar menunjukkan akan terdapat 30 – 40 juta kaum wanita usia lanjut (wulan) dari seluruh jumlah penduduk Indonesia. sebesar 240 – 250   juta pada tahun 2010. Dalam kategori wanita, lanjut usia tersebut (usia lebih 60 tahun), telah mengalami menopause dengan segala akibat serta dampak yang menyertainya. Diperoleh data bahwa 75% wanita yang mengalami menopause akan merasakan sebagai masalah atau gangguan, sedangkan sekitar 25% tidak memasalahkannya. Perlu disiapkan terutama dalam menjaga kesehatan pada umumnya, dan khususnya dalam penyakit kandungan. meningkat menjadi 11% pada tahun 2005, kemudian naik lagi sebesar 14% pada tahun 2015 (anonim, 2009).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar