Cari Blog Ini

Rabu, 26 Januari 2011

Nifas


  1. Pengertian
Masa nifas (peurperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu (Mochtar, 1998). Masa nifas dibagi dalam 3 periode :
a.       Peurperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam, dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
b.      Peurperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya 6-8 minggu.
c.       Remote peurperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan, atau tahunan.
  1. Involusi Alat-alat Kandungan
a.       Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil.
b.      Bekas implantasi uteri : placental bed mengecil karena kontraksi dan menonjol ke kavum uteri dengan diameter 7,5 cm. Sesudah 2 minggu menjdai 3,5 cm, pada minggu keenam 2,4 cm, dan akhirnya pulih.
c.       Luka-luka pada jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan sembuh dalam 6-7 hari.
d.      Rasa sakit, yang disebut after pains, (meriang atau mules-mules) disebabkan kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari pasca persalinan. Perlu diberikan pengertian pada ibu mengenai hal ini dan bila terlalu mengganggu dapat diberikan obat-obatan antisakit dan antimules.
e.       Lochia adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas.
1)      Lochia rubra (cruenta) : berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel decidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekoneum, selama 2 hari pasca persalinan.
2)      Lochia sanguinolenta : berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, hari ke 3-7 pasca persalinan.
3)      Lochia serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
4)      Lochia alba : cairan putih, setelah 2 minggu.
5)      Lochia purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
6)      Lochiostasis : lochia tidak lancar keluarnya
f.       Serviks : setelah persalinan, bentuk serviks yang agak menyanggga seperti corong berwarna merah kehitaman. Konsistennya lunak, kadang-kadang terdapat perlukaan-perlukaan kecil. Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.
g.      Ligamen-ligamen : ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi, karena ligamentum rotundum menjadi kendor. Setelah melahirkan kebiasaan wanita Indonesia melakukan “berkusuk” atau “berurut”, dimana sewaktu dikusuk terkena tekanan intra-abdomen bertambah tinggi. Karena setelah melahirkan ligamenta, fasia, dan jaringan penunjang menjadi kendor, jika dilakukan kusuk/urut banyak wanita akan mengeluh “kandungannya turun” atau “terbalik”. Untuk memulihkan kembali sebaiknya dengan latihan-latihan dan gimnastik pasca persalinan.
  1. Perawatan Pasca Persalinan
a.       Mobilisasi : karena setelah bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring-miring ke kanan dan ke kiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Pada hari ke 2 diperbolehkan duduk, hari ke 3 jalan-jalan, dan hari ke 4 atau 5 sudah diperbolehkan pulang. Mobilisasi di atas mempunyai variasi, bergantung pada komplikasi persalinan, nifas, dan sembuhnya luka-luka.
b.      Diet : makanan harus bermutu, bergizi, dan cukup kalori. Sebaiknya makan makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran, dan buah-buahan.
c.       Miksi : hendaknya kencing dapat dilakukan sevepatnya. Kadang-kadang wanita mengalami sulit kencing, karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi m.sphincter ani selama persalinan, juga oleh karena adanya edema kandung kemih yang terjadi selama persalinan. Bila kandung kemih penuh dan wanita sulit kencing, sebaiknya dilakukan kateterisasi.
d.      Defekasi : buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi berak keras dapat diberikan obat laksans per oral atau per rektal. Jika masih belum bisa dilakukan klisma.
e.       Perawatan payudara (mammae) : perawatan payudara telah dimulai sejak wanita hamil supaya puting susu lemas, tidak keras, dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Bila bayi meninggal, laktasi harus dihentikan dengan cara :
1)      Pembalutan mammae sampai tertekan
2)      Pemberian obat estrogen untuk supresi LH seperti tablet lynoral dan parlodel.
Dianjurkan sekali supaya ibu menyusukan bayinya karena sangat baik untuk kesehatan bayinya.
f.       Laktasi : untuk menghadapi masa laktasi (menyusukan) sejak dari kehamilan telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mammae yaitu:
1)      Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar, alveoli, dan jaringan lemak bertambah.
2)      Keluar cairan susu jolong dari duktus laktiferus disebut colostrum, berwarna kuning-putih susu.
3)      Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana vena-vena saling berdilatasi sehingga tampak jelas.
4)      Setelah persalinan, pengaruh supresi estrogen dan progesteron hilang. Maka timbul pengaruh hormon laktogenik (LH) atau prolaktin yang akan merangsang air susu. Disamping itu, pengaruh oksitosin menyebabkan mio-epitel kelenjar susu berkontraksi sehingga air susu keluar. Produksi akan banyak sesudah 2-3 hari pasca persalinan.
g.      Cuti hamil dan persalinan : menurut undang-undang, bagi wanita pekerja berhak mengambil cuti hamil dan bersalin selama 3 bulan, yaitu 1 bulan sebelum bersalin ditambah 2 bulan setelah persalinan.
h.      Pemeriksaan pasca persalinan : di Indonesia ada kebiasaan atau kepercayaan bahwa wanita bersalin baru boleh keluar rumah setelah habis nifas yaitu 40 hari. Bagi wanita dengan persalinan normal hal ini baik dan dilakukan pemerikasaan kembali 6 minggu setelah persalinan. Namun, bagi wanita dengan persalinan luar biasa harus kembali untuk kontrol seminggu kemudian. Pemeriksaan postnatal antara lain meliputi :
1)      Pemeriksaan umum : tekanan darah, nadi, keluhan, dan sebagainya.
2)      Keadaan umum : suhu badan, selera makan, dan lain-lain.
3)      Payudara : ASI, puting susu.
4)      Dinding perut, perineum, kandung kemih, rektum.
5)      Sekret yang keluar, misalnya lochia, flour albus.
6)      Keadaan alat-alat kandungan.
i.        Nasehat untuk ibu postnatal
1)      Fisioterapi postnatal sangat baik bila diberikan.
2)      Sebaiknya bayi disusui.
3)      Kerjakan gimnastik sehabis bersalin.
4)      Untuk kesehatan ibu, bayi, dan keluarga sebaiknya melakukan KB untuk menjarangkan anak.
5)      Bawalah bayi anda untuk memperoleh imunisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar